Jumat, 05 Juni 2015

“Oscillatoria Butuh Ketenangan”

Pasti kalian bingung dengan kata “Oscillatoria”, Apasih Oscillatoria itu ?
Yuuk kita simak ...

Oscillatoria yang di maksud itu adalah bakteri yang diambil dari kata  oscilla yaitu bergetar, yang berbentuk benang tebal terdiri atas sel-sel pipih dan dapat bergerak dengan cara bergetar.  Oscillatoria sp ini terdiri atas berbagai jenis yaitu Oscillatoria acuminata merupakan salah satu jenis Oscillatoria yang sel ujungnya meruncing. Oscillatoria sp adalah genus dari cyanobacteria yang berfilamen. Ia dinamakanOscillatoria sp karena gerakannya yang berosilasi (cartono, 2005).

Adapun ciri-ciri dari Oscillatoria sp. menurut Cartono (2005) sebagai berikut :
–       Tubuh berbentuk benang (filament) tersusun atas sel – sel yang dipilih dan rapat.
–       Dapat bergerak maju mundur disebut sebagai gerak osilasi.
–       Sel  membelah memperpanjang  tubuh, sedang  pertambahan individu dengan fragmentasi.
–       Lebar  sel dapat mencapai  6,8 m.
–       Filamen dapat bergerak dengan cara meluncur lambat.

           



·Kingdom       : Bacteria
·Phylum         : Cyanophyta
·Class             : Cyanophyceae         
·Order            : Oscillatoriales
·Family           : Oscillatoriaceae
·Genus           : Oscillatoria
·Spesies         : Oscillatoria sp.

dimana sih habitat bakteri Oscillatoria sp ?

Oscillatoria sp biasanya hidup dan banyak ditemukan pada lingkungan air yang tenang.  Filamen dalam koloni Oscillatoria sp dapat bergeser kedepan dan kebelakang berlawanan dengan yang lainnya hingga seluruh massanya mendapatkan cahaya dari sumber cahaya.

Bagaimana Perkembangan Oscillatoria ?

1.    Pembelahan sel
Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni Misal: Gloeocapsa
2.    Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama pada ganggang Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut Hormogonium
3.    Spora
Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon comfervicolus (Hutabarat dan Evans, 1985).

Apa faktor yang mempengaruhi penyebaran ?

Faktor yang dapat mempengaruhi penyebaran Oscillatoria, yaitu:
1.      Suhu
Suhu di lautan adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangan dari organisme.  Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis hewan yang terdapat di berbagai tempat di dunia (Hutabarat dan Evans, 1985).
2.      Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam air laut. Konsentrasi ini biasanya sebesar 3% dari berat seluruhnya atau sering juga disebut bagian perseribu (permil) dan biasa ditulis dengan 35‰ (Sachlan, 1982).
3.      PH
PH adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen dan menunjukkan suasana air tersebut, apakah bereaksi asam atau basa. Skala pH mempunyai deret 1-14, dan pH 7 adalah netral berarti air tidak bersidat asam atau basa. Bila materi pH dibawah 7 berarti asam dan bila diatas 7 berarti basa pH merupakan pengukuran asam atau basa suatu larutan.  Keasaman terjadi karena berlebihnya ion H+ pada suatu larutan, sedangkan alkalinitas terjadi karena berlebihnya ion OH- pada suatu larutan.  Potensial hidrogen atau sifat keasaman atau basa (alkalinitas) suatu larutan sangatlah penting dalam faktor kelarutan dalam air laut terutama terhadap pengendapan mineral atau unsur-unsur dan kehidupan organisme pada suatu kondisi tertentu (Hutabarat dan Evans, 1985).

Kapan oscillatoria ini menguntungkan dan merugikan ?

            awalnya bakteri ini memang sangat menguntungkan karena salah satu sumber bahan protein bagi ikan tetapi juga dapat menghasilkan "Geosmine" yang menyebabkan bau tanah pada daging ikan dan udang yang disebabkan oleh tingginya bahan organik yang mengandung phospat tinggi (N/P rasio rendah) (Jeremy, 2007).

Bagaimana solusi Oscillatoria ?

solusi pencegahan oscillatoria bisa dengan menjaga salinitas air diatas 10 promil atau menurunkan N/P rasio dengan menambah unsur phospat

Siapa yang bisa menerapkan solusi terhadap pathogen oscillatoria ?

Seorang peternak yang mengerti tentang gejala –gejala yang menyebabkan timbulnya bau-bau pada ikan atau udang. Tentunya pasti tahu terhadap menerapan solusi ini, seperti:
- membuang lumpur dasar tambak pada saat pengeringan lahan
- membuang lumpur dasar tambak pada saat budidaya melalui central drainage atau siphon.

Nah, pasti kalian bingung kenapa artikel ini diberi judul “Oscillatoria butuh ketenangan” ? karena, pada umumnya Oscillatoria ini hidup di genangan air yang tenang J



Daftar pustaka
Jawetz, E. Mikrobiologi kekdokteran.Jakarta:EGC
Aneja KR, Jain Pranay, dan Aneja Raman. 2008. A Text Book of Basic and Apllied Microbiology. New York: New York Age International.
Kusnadi, Peristiwati, dan Ammi. 2003. Common Textbook (Edisi Revisi) Mikrobiologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Kamis, 23 April 2015

MIKROBA DAN TEH BASI

MIKROBA DAN TEH BASI 
      
        Pasti kalian pernah atau bahkan hobbi minum teh di pagi hari, selain enak untuk di nikmatin juga dapat untuk menyuburkan rambut. Di dalam air teh basi, ternyata kaya akan kandungan vitamin C yaitu 508 kali lipat dari pada jeruk lemon yang sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Air teh basi memang tidak boleh, karena zat-zat dalam teh sudah teroksidasi mikroba yang merupakan racun bagi tubuh. Yukk kita simak .. 

Mikroba apa sih yang terkandung dalam teh basi ???

Salmonella 

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Bacteria
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gamma Proteobakteria
Ordo: Enterobakteriales
Famili: Enterobakteriakceae
Genus: Salmonella

        Salmonella, sp adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne.[1] Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida.[2] Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi (Alimuddin, 2005). 
        Salmonella digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab Salmonella adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu pewarna penimbal ditambahkan setelah metal ungu, yang membuat semua gram negative menjadi berwarna merah/merah muda. Pengujian ini berfungsi mengelompokkan kedua jenis bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Banyak species bakteri gram negative bersifat patogen ( penyebab penyakit) yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram negative terutama lapisan lipopolisakarida atau dikenal sebagai endotoksin (Hadioetomo, 1990).

        Lalu apa saja sih nutrisi yang di perlukan mikroba tersebut .. 

        Nutrisi untuk bakteri diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Sehingga diketahui beberapa tipe nutrisi bakteri, yaitu :
A. Energi
        Semua bakteri memerlukan anergi untuk hidupnya. Energi tersebut dapat berasal dari cahaya matahari atau karbon. Berdasarkan sumber energi tersebut, bakteri dikelompokkan menjadi bakteri autrotof, heterotrof, fotoautrotof, dan kemoautrotof. Bakteri autrotof adalah bakteri yang memperoleh karbon dai CO, sedangkan heterotrof adalah bakteri yang memperoleh karbon dari senyawa karbon organik
B. Kebutuhan nitrogen
        untuk bakteri Beberapa tipe bakteri menggunakan senyawa nitrogen anorganik dan yang lain memerlukan nitrogen dalam bentuk senyawa nitrogen organik
C. Kebutuhan belerang (sulfur) dan fosfor
        untuk bakteri berasal dari senyawa sulfur organik, sedangkan fosfor diberikan sebagai fosfat yaitu garam-garam fosfat.
D. Kebutuhan beberapa unsur
        logam, natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, dan kobalt untuk pertumbuhannya yang normal. Jumlah yang dibutuhkan amat kecil dalam ppm (parts per millon=persejuta).
E. Kebutuhan vitamin
        Beberapa bakteri mampu memnuhi kabutuhan vitaminnya dari senyawa-senyawa lain di dalam medium.
F. Kebutuhan air
        untuk fungsi metabolik dan pertumbuhannya.
 
Bagaimana Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella .. 



1. Media Perantara Bakteri Salmonella
        Jenis organisme Salmonella yang sehubungan dengan suplai bahan pangan manusia banyak ditemukan pada sapi, domba, babi dan ayam. Peternakan secara intensif untuk hewan ternak dan burung merupakan penyebab bertambah meningkatnya kejadian akibat Salmonella dari sumber-sumber tersebut. Kejadian yang terjadi pada peternakan ternak besar atau ayam di negara-negara maju dapat berkisar antara 0-50% ternak atau ayam tertular Salmonella dari padang rumput yang tercemar oleh kotoran yang tertular oleh Salmonella atau tepung ikan, tepung daging, atau tepung tulang yang tercemar. Selama perjalanan kerumah potong hewan, ternak-ternak (ayam-ayam) ditempatkan secara berdesak-desakan dan mengalami tekanan, sehingga mengakibatkan penyebaran mikroorgnisme lebih luas diantara ternak-ternak tersebut. Demikian juga selama penyembelihan dan kemudian pemotongan karkas terjadi pencemaran silang (cross – contamination) dari karkas yang tercemar ke karkas yang masih bersih melalui pisau, alat - alat lainnya dan air pencucian, sehingga keadaan karkas yang tercemar oleh Salmonella lebih banyak sesudah proses penyembelihan daripada sebelumnya.
        Tingkat pencemaran karkas, yaitu jumlah sel/karkas, umumnya rendah – jumlahnya yang ada tidak cukup sebagai satu dosis infeksi yang biasanya sekitar 105–106 sel. Walaupun demikian, pencemaran dalam jumlah yang rendah ini tetap memberikan bahaya yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat, karena pemasakan yang kurang sempurna dari produk tersebut, kemudian akan mengakibatkan perkembangan sel sel Salmonella sampai pada tingkat dapat menjangkit penyakit pada pengelolaan yang salah. Selanjutnya, produk yang tercemar ini dibawa ke dapur sebagai bahan baku dan ini akan menjadi sumber kontaminasi silang pada permukaan – permukaan bahan – bahan, alat– alat masak yang kemudian dapat mencemari bahan pangan lainnya.
        Pembawa utama mikroorganisme kelompok Salmonella ini adalah manusia. Organisme-organisme kelompok ini dikeluarkan ke dalam alam sekeliling melalui kotoran (faeces) dimana bahan pangan dan air akan tercemar olehnya. Rantai penularannya adalah : manusia - bahan pangan (air) - manusia. Bakteri-bakteri ini sangat infektif, yaitu hanya dengan sejumlah kurang dari 100 sel cukup untuk menimbulkan penyakit.Oleh karena dosis infeksinya cukup rendah, maka umumnya tidak diperlukan perkembangbiakan sel dalam bahan pangan untuk menjadi berbahaya, walaupun perkembangbiakan dapat terjadi.

2. Media Pertumbuhan Bakteri Salmonella
        Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue. Pada BGA (Brilliant Green Agar) koloni dari tidak berwarna merah, dan transparan hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga merah. Biakan diduga salmonela positif jika ada TSIA terlihat warna merah pada permukaan agar, warna kuning pada dasar tabung dengan satu atau tanpa pembentukan H2S. Pada media xylose-lisine-deoxycholate (XLD) bakteri Salmonella akan membentuk warna merah dengan atau tanpa pusat berwarna hitam. Pada media bismuth sulfite agar bakteri Salmonella membentuk warna hitam atau hijau. 

Apa sih peranan bakteri salmonella tersebut .. 

        Di dalam benak kalian mungkin selalu terbayang bahwa organisme prokariotik merupakan suatu makhluk hidup amat kecil yang menyebabkan bermacam-macam penyakit. Perkiraan kalian tersebut tidaklah salah, tetapi tidak 100% benar. Memang organisme prokariotik, terutama bakteri merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Akan tetapi, tidak semua jenis bakteri menyebabkan penyakit. Bahkan lebih dari 90% jenis bakteri tidak berbahaya dan justru bermanfaat bagi manusia. Bakteri digunakan dalam industri dengan berbagai tujuan yang bervariasi. Selain dalam bidang industri, bakteri juga berperan dalam pembusukan sampah. Coba kalian bayangkan yang akan terjadi jika di bumi ini tidak ada bakteri. Tentu bumi ini akan penuh dengan sampah, yang terserak di mana-mana. Ini menunjukkan bahwa bakteri memiliki peran ekologis yang sangat penting.
        Salmonella juga bisa menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), sebab invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. 

Setelah di bahas mengenai bakteri, lalu apa sih manfaat untuk kehidupan sehari-hari ? 

Ada beberapa macam manfaat teh basi yaitu :
1. Untuk menyuburkan rambut. Rambut rontok dan kusam karena sering dicatok menyebabkan rambut tidak lagi subur dan menarik, untuk mengatasinya dengan keramas setiap hari menggunakan air teh basi akan mengembalikan rambut menjadi berkilau dan tidak mudah rontok.
2. Membersihkan kulit muka yang berminyak. Yang dimanfaatkan adalah ampas dari air teh yaitu daun tehnya. Daun teh basi ini berfungsi sebagai scrup yang membrsihkan kulit muka, mengangkat sel-sel kulit yang sudah mati, menghilangkan jerawat, menghilangkan flek-flek hitam, dan dapat mempertahankan elastisitas kulit sehingga kulit muka tetap cantik dan tidaak mudah keriput.
3. Mengatasi mata yang "blur" yaitu pandangan kabur karena terlalu lama di depan monitor (komputer, TV, Gim dll). Caranya wajah dicelupkan ke dalam air teh basi sambil membuka mata lebar-lebar supaya mata terbasuh oleh iar teh tersebut. Dengan cara ini, pandangan mata akan menjadi lebih jelas lagi.

Selain untuk bahan alami kecantikan ternyata air teh basi juga dapat mempengaruhi kesuburan tanaman lhooo ...

        Air sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengaruh air sangatlah penting karena air merupakan faktor yang terpenting bagi tanaman. Jika tanaman diberi air,namun air tersebut mengandung bahan berbahaya di dalamnya, maka tanaman tersebut akan mati. Jadi kita harus mengetahui air apa saja yang berguna bagi tanaman tersebut. Dalam kehidupan kita sehari-hari kita pasti memerlukan tanaman terutama untuk mendapatkan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman pada siang hari.untuk melakukan fotosintesis tersebut, tanaman pasti membutuhkan zat-zat atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya fotosintesis. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal (michigan, 1948).
        Air teh basi mengandung karbohidrat, vitamin A, vitamin C, fosfor, besi, tembaga, magnesium, tannin acid, mangan dan kafein. Dengan kandungan nutrisi yang dimiliki air teh basi seperti di atas membuat air teh basi ini mampu memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi. Selain itu air teh basi juga bersifat toksik bagi serangga tanaman, jika air teh basi ini dijadikan sebagi kompos. Air teh basi mengandung banyak unsur hara yang bagus untuk tanah. Mikroba yang dihasilkan oleh air teh basi ini hanya bersifat toksik pada serangga tidak pada tanaman sehingga tidak perlu khawatir tanaman itu beracun dan berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia (kusnadi, 2003).

Nih guys unsur nutrisi yang terdapat dalam teh basi ..

        Unsur nutrisi Konsentrasi
Kalori (mg) 132
Lemak (mg) 0,79
Air (gr) 7,6
Protein (mg) 19,59
Karbohidrat (mg) 67,89
Vitamin A (SI) 2095
Vitamin B (mg) 0,01
Vitamin C (mg) 300
Fosfor (mg) 265
Besi (mg) 11,8
Karbon Organik Belum diketahui secara pasti Tembaga (%) 20
Magnesium (%) 10
Kalium (%) 13 
Kalsium (mg) 717 
Polyphenol 10-25 
methylxanthines Sedikt Asam amino Sedikit Tannin acid (%) 9-20 
Selenium (ppm%) 1-1,8 
Mangan (μg/ml) 300-600 
Kafein (mg%) 45-50
         Dengan kandungan nutrisi yang dimiliki air teh basi seperti di atas membuat air teh basi ini mampu memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi.
        Selain itu air teh basi juga bersifat toksik bagi serangga tanaman, jika air teh basi ini dijadikan sebagi kompos. Air teh basi mengandung banyak unsur hara yang bagus untuk tanah. Mikroba yang dihasilkan oleh air teh basi ini hanya bersifat toksik pada serangga tidak pada tanaman sehingga tidak perlu khawatir tanaman itu beracun dan berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia.

Apakah ada pencegahannya? Tentu ada ...

        Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kontaminasi Salmonella yang sangat efektif untuk meminimalisir resiko terkena infeksi dari Salmonella antara lain:
1. Bahan pangan mentah harus disimpan di freezer 
2. Menjaga kebersihan peralatan makan 
3. Selalu mencuci tangan, semua mangkok dan peralatan masak serta peralatan makan yang mengalami kontak permukaan setelah memroses atau menangani bahan pangan mentah 
4. Waktu penyimpanan bahan pangan dalam suhu ruang selama dikonsumsi harus dibatasi yaitu jangan lebih dari 2 jam dan makanan yang tersimpan di suhu ruang selama lebih dari 2 jam sebaiknya dibuang (hindari memilih metode prasmanan saat mengkonsumsi makanan sebab makanan diletakakkan dan tersedia sepanjang waktu di luar pada suhu ruang sehingga rentan terkontaminasi)
5. Setelah kontak dengan kotoran (feces) hewan, tangan harus dicuci dengan air hangat dan sabun
6. Dan pastinya selalu menjaga kesehatan tubuh dengan makanan dan gizi seimbang, istirahat yang cukup, olahraga.

Lalu bagaimana cara mencegah bahan pangan agar tidak terinfeksi bakteri ?? 

         Sejumlah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri seperi kelompok Salmonella dapat ditularkan dari individu ke individu lainnya melalui makanan.Oleh karena penanganan bahan pangan perlu dilakukan sebaik mungkin terutama dalam hal sanitasi dari semua pihak yang terlibat dalam bahan pangan. Penanganan bahan pangan yang baik dapat mencegah infeksi bakteri, antara lain: 
1. Jangan mencicipi makanan menggunakan jari tangan, gunakan sendok dan usai mencicipi sendok tersebut langsung dicuci dengan air hangat 
2. Bahan pangan yang tidak dikemas, jangan langsung diletakkan pada rak refrigerator (kulkas) 
3. Simpan bahan pangan mentah di bagian bawah rak kulkas, dan sebaiknya dipisahkan dari bahan pangan yang sudah masak atau matang 
4. Gunakan penyimpanan, preparasi dan area peletakkan yang masing-masing terpisah antara bahan pangan mentah dengan bahan pangan yang sudah dimasak. Miliki peralatan masak yang berbeda seperti papan pemotongan (talenan) untuk bahan pangan mentah dan yang sudah dimasak 
5. Bahan-bahan yang didinginkan (dalam refrigerator) harus disebar dan mendapatkan sirkulasi udara yang cukup dan pendinginan yang cepat walaupun dalam periode puncak
6. Lakukan thawing pada bahan pangan beku pada refrigerator atau di bawah air dingin yang mengalir 
7. Jaga suhu makanan yang hangat agar di atas 60 derajat C dan makanan dingin di bawah 50C. 
8. Makanan yang baru selesai dimasak dan masih panas, harus segera didinginkan sejenak terlebih dahulu.Untuk mencegah spora pada bakteri menjadi aktif, sebab spora suka hidup pada suhu yang ekstrem. 
9. Jangan gunakan peralatan yang sama untuk bahan pangan mentah dan yang sudah dimasak atau unggas 
10. Cuci sebaik-baiknya peralatan makan dan masak dengan air yang sangat panas dan deterjen 
11. Besihkan dapur hingga sedetail-sedetailnya 
12. Hindari penggunaan talenan berbahan kayu 
13. Pelihara standar higienis yang tinggi pada tiap individu. Hindari kontak dengan bahan pangan menggunakan jari tangan, namun gunakan sarung tangan atau penjepit makanan (tongs)

Apakah ada pengobatannya kalau sudah terkena infeksi salmonella ?? 

        Untuk pencegahan dan pengobatan akibat infeksi Salmonella secara khusus, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut: 
1. Penggunaan antibiotic secara umum, contohnya ciprofloxacin 
2. Menyediakan vaksin untuk infeksi Salmonella 
3. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat umum, terutama di Negara-negara berkembang, mengenai identifikasi atas semua pembawa atau media penularan, serta sumber kontaminasi dari ketersediaan air 
4. Hindari makanan dan minuman yang berisiko terkontaminasi bakteri 
5. Masak dan bersihkan makanan sebaik-baiknya, hindari bahan pangan mentah terutama buah dan sayuran. 
6. Selalu gunakan air dan sabun dalam mencuci tangan.

 Daftar Pustaka 

Aneja KR, Jain Pranay, dan Aneja Raman. 2008. A Text Book of Basic and Apllied Microbiology. New York: New York Age International. 
Kusnadi, Peristiwati, dan Ammi. 2003. Common Textbook (Edisi Revisi) Mikrobiologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia 
Michigan. 1948. Difco Manual of Dehydrated Culture Media and Reagents for Microbiological and Clinical Laboratory Procedures. USA: Difco Laboratories. 
Waluyo Iud. 2007. Mikrobiologi Umun. Malang: UMM Press.

Minggu, 04 Januari 2015

UAS MEDTEK 2014/2015

dibawah ini terdapat buku dan ppt UAS MEDTEK (media teknologi) ...

Buku Hukum Mendel

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan buku ini tepat waktu dan buku ini yang berjudul : Hukum Mendel. Adapun tujuan penulis membuat buku ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah media dan Teknologi yang dibimbing oleh dosen Yanti Herlanti, M.Pd. . Semoga buku ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Demikian buku ini dibuat kami menyadari didalam penyusunan dan pembuatan buku ini masih banyak kekurangan dan maka dari pada itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk mencapai kesempurnaan buku ini agar lebih baik lagi,dan  atas kritik dan saran kami  ucapkan terimakasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb




Tangerang, November 2014


       penyusun






DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................. 1
Daftar Isi ............................................................................ 2
Pendahuluan ..................................................................... 3
Hukum mendel 1 .......................................................................................................... 6
Hukum mendel 2 .......................................................................................................... 6
1.    Hibridisasi ................................................................................................................. 7
A.      Monohibrid......................................................................................................... 7
B.      Dihibrid .............................................................................................................. 8
C.      Polihibrid ........................................................................................................... 9
Penyimpangan semu hukum mendel .................................................................... 9
1.      Komplementer .......................................................................................................... 9
2.      Polimeri .................................................................................................................... 10
3.      Epistasis dan hipostasis ....................................................................................... 11
A.      Epistasis dominan .......................................................................................... 11
B.      Epistasis resesif .............................................................................................. 11
C.      Epistasis dominan dan resesif ..................................................................... 12
4.      Kriptomeri ................................................................................................................ 13










PENDAHULUAN
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
 Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi bebas, yang telah di jabarkan oleh  Gregor Johann Mendel . Mendel mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.













Catatan :
Sebelum mempelajari hukum mendel, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu. Apasih hukum mendel itu? Siapa penemu hukum mendel itu?

Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan disebuah biara di Brunn, Austria. Dia datang di biara itu pada tahun 1843 sebagai anak miskin. Dalam tahun 1851 ia dikirim ke Universitas Wina untuk belajar ilmu pengetahuan alam, tetapi ia tidak mendapatkan nuilai baik untuk fisika dan matematika. Ketika ia kembali ke kota burnn mulailah ia pada tahun 1857 mengumpulkan beberapa jenis ercis (pisum sativum) untuk dipelajari perbedaannya satu dengan lainnya dan melakukan percobaan dengan menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), setelah ia kurang lebih tujuh tahun lamanya mengadakan pengamatan secara teliti dan saksam, maka tahun 1985 ia membawakan hasil percobaannya pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh perhimpunan Pengetahuan Alam di Brunn. Pada tahun 1866 karya ilmiah itu di cetak oleh Perhimpunan tersebut, yang kemudian menyebar luaskannya ke berbagai perpustakaan di Eropa dan Amerika. Akan tetapi setelah para ahli mendengar dan membaca karya ilmiah tersebut, tiada seorangpun diantara mereka pada abad ke-19 itu yang dapat menghargai dan menganggap penting hasil percobaan mendel. Baru kira-kira 40 tahun kemudian, yaitu pada permulaan abad ke-20, publikasi Mendel itu diakui kebenarannya oleh para biologiwan De Vries (belanda 1900), Correns (Jerman, 1900) dan Tschermak (Austria, 1900), yang bekerja sendiri-sendiri di negaranya masing-masing. Sejak itulah Mendel dinyatakan sebagai pencipta atau bapak Genetika.
Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah :
a.       Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok
b.      Melakukan penyerbukan sendiri
c.       Mudah dilakukan penyerbukan silang
d.      Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat
e.       Mempunyai keturunan banyak
.
Catatan :

Langkah awal sebelum dilakukan perhitungan terhadap pengamatannya adalah menentukan galur murni jenis tanaman yang dijadikan percobaan. Tanaman galur murni adalah tanaman yang apabila dilakukan penyerbukan sendiri akan menghasilkan keturunan yang semuanya mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri antara dua varietas ercis yang berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil perkawinan silang ini disebut hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi.
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa hipotesis, yaitu :
a.       Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang factor keturunan, satu dari induk jantan dan satu induk betina.
b.      Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini disebut alel.
c.       Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, factor dominasi akan menutup factor resesif.
d.      Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas.
e.       Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja.


Catatan :






A.   HUKUM MENDEL
Hukum Mendel I (Segregation of allelic genes)
 Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada waktu pembentukan gamet. Pembentukan gamet terjadi secara meiosis, dimana pasangan – pasangan homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi atau terjadi pemisahan alel – alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid. Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya
Fenomena ini dapat diamati pada persilangan monohybrid, yaitu persilangan satu karakter dengan dua sifat beda.
Persilangan Monohibrid
P1
UU
       x
                         Uu
(Ungu)
                      (Putih)
G1
U
X
u
F1
Uu
Pada waktu pembentukan gamet betina, UU memisah menjadi U dan U, sehingga dalam sel gamet tanaman ungu hanya mengandung satu macam alel yaitu alel U. Sebaliknya tanaman jantan berbunga putih homozigot resesif dan genotipenya uu. Alel ini memisah secara bebas menjadi u dan u, sehingga gamet – gamet j antan tanaman putih hanya mempunyai satu macam alel , yaitu alel u. Proses pembentukan gamet inilah yang menggambarkan fenomena Hukum Mendel I.

Hukum Mendel II (Independent Assortment of Genes)

Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Menurut hukum ini, setiap gen / sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen / sifat lain. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet pada persilangan dihibrid.

Persilangan Dihibrid
P1
BBKK
x
                  Bbkk
               (Biji bulat kuning)
           (Biji keriput Hijau)
G1
BK
x
                    bk
F1
   BbKk
P2
BbKk
x
                   BbKk
G2
BK, Bk, bK,bk
        BK, Bk, bK,bk
Catatan :

Pada waktu pembentukan gamet parental ke-2, terjadi penggabungan bebas (lebih tepatnya kombinasi bebas) antara B dan b dengan K dan k. Asortasi bebas ini menghasilkan empat macam kombinasi gamet, yaitu BK, Bk, bK, bk. Proses pembentukan gamet inilah yang menggambarkan fenomena Hukum Mendel II.
HIBRIDISASI
Hukum I mendel dapat dibuktikan dengan penyilangan satu sifat beda (monohibrid). Adapun Hukum II Mendel dapat di buktikan melalui penyilangan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih (polihibrid). Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel terjadi pada proses gametogenesis atau pembelahan meiosis. Berikut ini akan dibahas mengenai penyilangan antara individu berbeda sifat untuk membuktikan Hukum Mendel.
a.   Monohibrid
Monohibrid adalah persilangan yang hanya menggunakan 1 macam gen yang berbeda atau menggunakan satu sifat beda.
Contoh soal :
b.
Catatan :

Dihibrid
Dihibrid adalah persilangan yang menggunakan dua sifat beda atau dua pasang kromosom yang berbeda.
Contoh soal



c.
Catatan :

Polihibrid
Polihibrid adalah persilangan tiga atau lebih sifat beda. Untuk menentukan rasio genotipe dan fenotipe hasil persilangan tiga atau lebih sifat, dapat digunakan seperti cara pada dihibrid.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Pada sub unit sebelumnya, telah dikemukakan Hukum I Mendel yang mengungkapkan bahwa ketika sel membelah, terjadi pemisahan gen sealel. Hukum II Mendel menyatakan adanya pengelompokan gen secara bebas. Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda (monohibrid) akan menghasilkan rasio fenotipe 9:3:3:1. Penyimpangan semu adalah terjadinya perubahan rasio karena gen memiliki sifat yang berbeda-beda. Jadi, rasio fenotipe tidak akan sama seperti yang telah diuraikan pada hukum mendel.
Pada 1906, W. Bateson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada persilangan f2 dihasilkan rasio fenotipe 14:1:1:3. Mereka menyilangkan kacang kapri berbunga ungu yang serbuk sarinya lonjong dengan kacang kapri berbunga merah yang serbuk sarinya bundar. Rasio fenotipe dari keturunan ini menyimpang dari Hukum Mendel yang seharusnya pada keturunan kedua (F2) perbandingan fenotipenya 9:3:3:1.
pada umumnya, gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk penumbuhan karakter, tetapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk menumbuhkan karakter. Gen tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom yang berbeda.
Interaksi antargen akan menimbulkan perbandingan fenotipe keturunan yang menyimpang di hukum mendel, keadaan ini disebut penyimpangan hukum Mendel. Menurut Mendel, perbandingan fenotipe F2 pada persilangan dihibrid adalah 9:3:3:1. Apabila terjadi penyimpangan hukum Mendel, perbandingan fenotipe F2 dapat menjadi 9:3:3:1 atau 12:3:1. Perbandingan tersebut merupakan moodifikasi dari 9:3:3:1. Interaksi gen yang menyebabkan terjadinya penyimpangan hukum Mendel ada 5 bentuk, yaitu komplementer, polimeri, epistasis, hipostasis, dan kriptomeri.

1. Komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi. Kehadiran gen-gen tersebut secara bersama-sama akan memunculkan karakter (fenotip) tertentu. Sebaliknya, jika salah satu gen tidak hadir maka pemunculan karakter (fenotip) tersebut akan terhalang atau tidak sempurna. Perhatikan contoh berikut.
 Pemunculan suatu pigmen merupakan hasil interaksi dua gen, yaitu gen C dan gen P.
Gen C : mengakibatkan munculnya bahan mentah pigmen.
Gen c : tidak menghasilkan pigmen.
Gen P : menghasilkan enzim pengaktif pigmen.
Gen p : tidak mampu menghasilkan enzim.

Catatan :

Perhatikan persilangan yang menunjukkan adanya gen komplementer antara individu CCpp (putih) dengan individu ccPP (putih) pada diagram berikut.


2. Polimeri
Polimeri terjadi karena dua gen memproduksi bahan yang sama dan menghasilkan fenotip yang sama. Contohnya adalah sifat warna merah pada gandum. Warna merah tersebut dikendalikan oleh pasangan alel dominan resesif yang terdapat pada dua gen yang berbeda lokus. Warna merah akan muncul apabila terdapat alel dominan di salah satu atau kedua lokus.
Misalnya, pasangan alel penghasil warna merah pada gambar adalah M1 dan m1, sedangkan pada lokus lain juga terdapat pasangan alel M2 dan m2. Jika gandum berkulit merah (homozigot dominan) disilangkan dengan gandum berkulit putih (homozigot resesif), maka akan menghasilkan fenotip gandum berkulit merah semua. Bila F1 disilangkan sesamanya, akan dihasilkan gandum berkulit merah : berkulit putih = 15 : 1.
Catatan :

 


Dari tabel persilangan di atas dapat disimpulkan bahwa dua pasang alel yang berlainan mempengaruhi sifat yang sama, yaitu warna bunga. Pengaruh gen-gen yang mengendalikan warna merah (M1 dan M2) bersifat kumulatif, artinya makin banyak jumlah gen, pengaruhnya makin jelas.
                                                                
3.  Epistasis dan hipostasis
Epistasis dan hipostasis merupakan interaksi yang berlangsung pada fenotip yang dihasilkan oleh dua gen. Kedua gen bekerja menghasilkan fenotip yang berbeda, tetapi fenotip dari salah satu gen yang dominan dapat menutupi penampakan dari fenotip yang dihasilkan oleh gen dominan yang lain apabila kedua gen hadir bersama. Gen dominan yang menutupi gen dominan yang lain disebut epistasis, sedangkan gen yang tertutupi disebut hipostatis.

a.)    Epistasis Dominan
Pada epistasis dominan terdapat satu gen dominan yang bersifat epistasis. Misalnya warna umbi lapis pada bawang (Allium sp.). A merupakan gen untuk umbi merah dan B merupakan gen untuk umbi kuning. Gen merah dan kuning dominan terhadap putih. Perkawinan antara tanaman bawang berumbi lapis kuning homozigot dengan yang merah homozigot menghasilkan tanaman F1 yang berumbi lapis merah.
     
Keturunan F2 terdiri atas 16 kombinasi dengan perbandingan 12/16 merah : 3/16 kuning : 1/16 putih atau 12 : 3 : 1. Perbandingan itu terlihat menyimpang dari hukum Mendel, tetapi ternyata tidak. Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 untuk keturunan perkawinan dihibrid hanya mengalami modifikasi saja, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 menjadi 12 : 3 : 1.
Perhatikan diagram persilangan berikut.

b.)    Epistasis Resesif
Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesif yang bersifat epistasis terhadap gen dominan yang bukan alelnya (pasangannya). Gen resesif tersebut harus dalam keadaan homozigot, contohnya pada pewarisan warna rambut tikus. Gen A menentukan warna hitam, gen a menentukan warna abu-abu, gen C menentukan enzim yang menyebabkan timbulnya warna dan gen c yang menentukan enzim penghambat munculnya warna. Gen C bersifat epistasis. Jadi, tikus yang berwarna hitam memiliki gen C dan A. Perhatikan diagram persilangan berikut.

Catatan :

Jadi, perbandingan fenotip F2 = hitam : abu-abu : putih = 9 : 3 : 4.

c.)Epistasis Dominan dan Resesif
Epistasis dominan dan resesif (inhibiting gen) merupakan penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua gen dominan yang jika dalam keadaan bersama akan menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut. Peristiwa ini mengakibatkan perbandingan fenotip F2 = 13 : 3. Contohnya ayam leghorn putih mempunyai fenotip IICC dikawinkan dengan ayam white silkre berwarna putih yang mempunyai genotip iicc. Perhatikan diagram berikut.

Catatan:
C = gen yang menghasilkan warna.
c = gen yang tidak menghasilkan warna (ayam menjadi putih).
I = gen yang menghalang-halangi keluarnya warna (gen ini disebut juga gen penghalang atau inhibitor).
i = gen yang tidak menghalangi keluarnya warna. Coba perhatikan diagram hasil persilangan F1 di atas. Meskipun gen C mempengaruhi munculnya warna bulu, tetapi karena bertemu dengan gen I (gen yang menghalangi munculnya warna), maka menghasilkan keturunan dengan fenotip ayam berbulu putih. Jadi, perbandingan fenotip:
Catatan :

F2 = ayam putih : ayam berwarna
     =13/16 : 3/16 = 13 : 3

4.  Kriptomeri
Kriptomeri merupakan penyimpangan hukum mendel dimana gen-gen dominan nonalel yang seolah-olah tersembunyi jika berdiri sendiri dan pengaruhnya akan Nampak setelah gen-gen dominan muncul secara bersamaan. Peristiwa kriptomeri ini dapat dijumpai pada pada pembentukan warna bunga Linaria maroccana


Bunga Linaria maroccana
Bunga Linaria memiliki warna merah, ungu dan putih. Pembentukan warna ini ditentukan oleh ada tidaknya pigmen antosianin serta keadaan PH pada bunga tersebut.  Gen yang membentuk pigmen antosianin bersifat dominan, sedangkan gen penentu PH basa bersifat dominan terhadap PH asam.

Berikut kuncinya

warna
Pigmen dan PH
rumus
Genotip
merah
Memiliki antosianin, PH asam
A_bb
AAbb, Aabb
ungu
Memiliki pigmen antosianin, PH basa
A_B_
AABB,AaBb, AABb,AaBB
putih
Tidak memiliki pigmen antosianin, PH basa ataupun PH asam
aaB_, aabb
aaBb, aaBB, aabb

Catatan :
Contoh:  disilangkan bunga linaria warna merah(AAbb) dengan bunga warna putih(aaBB) terjadi kriptomeri terhadap bunga linaria. Tentukan F2 nya.

Persilangan pada Linaria maroccana

Persilangan pada Linaria maroccana